PatroliNews.id, Ambon – Setelah pemilihan rektor Universitas Pattimura (Unpatti) yang menghasilkan terpilihnya Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd sebagai Rektor baru Unpatti periode 2023-2027, Sekretaris Panitia Pemilihan Calon Rektor (PPR) Unpatti, Dr. Drs. Joseph Pagaya, M.Kes, memberikan penjelasan mengenai mekanisme pemilihan yang dilakukan.
Dalam wawancara dengan awak media di Aula lantai 2 Rektorat Unpatti pada Selasa (7/11/23), Dr. Joseph Pagaya menjelaskan mekanisme pemilihan rektor. Dia merincikan bahwa formula untuk mendapat total suara yaitu jumlah suara senat yang hadir dikali 100 dibagi 65. Selanjutnya untuk surat suara menteri didapat dari total suara dikurang jumlah suara senat.
” Untuk proporsi 35% suara dari menteri, perhitungan dilakukan dengan mengurangkan suara menteri dari total suara senat yang hadir, sehingga diperoleh 38 suara menteri dari total 109 suara senat. Meskipun dalam awalnya senat memiliki 70 anggota, terdapat perdebatan kecil dengan ketua PPR mengenai perbedaan satu suara. Namun, setelah mempertimbangkan rumus yang digunakan, jumlah suara menteri tetap tidak berubah secara signifikan,” ujarnya.
Dikatakan Dr Pagaya, pada tahap pertama, Prof. Fredy Leiwakabessy meraih 22 suara, sementara Prof. Madubun mendapat 15 suara, dan Prof. Wenno sebelumnya 16 suara. Sebanyak 18 suara yang tidak digunakan oleh dua calon yang tidak lolos, bergabung dengan suara kandidat terpilih, yaitu Prof. Leiwakabessy. Hal ini menunjukkan bahwa, menteri memberikan suaranya secara proporsional kepada berbagai kandidat, bukan hanya satu kandidat
” Kami, sebagai panitia, melihat bahwa jumlah suara sebelumnya adalah 15, 22, 16, dan ada 18 suara tambahan yang kemudian memberikan suaranya kepada kandidat nomor 2 yang menjadi rektor terpilih,”pungkasnya.
Sebagai sekretaris PPR, Dr. Pagaya berharap agar rektor terpilih dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, mengayomi semua kepentingan para calon yang baik, termasuk lima bakal calon dan tiga kandidat bakal calon dari proses sebelumnya. Tujuannya adalah agar mereka dapat bekerja sama dalam membangun universitas.
Ketika ditanya mengenai pelantikan, Dr. Pagaya menjelaskan bahwa, pihak panitia telah mengirim hasil pemilihan kepada Menteri dan merencanakan pelantikan rektor terpilih pada bulan November ini.
” Awalnya, pelantikan dijadwalkan pada tanggal 25 November 2023. Namun, karena jatuh pada hari Sabtu, panitia mempertimbangkan untuk maju pelaksanaannya ke Jumat, 24 November 2023, atau mundur ke 27 November 2023. Penentuan tanggal pelantikan kini berada di tangan menteri, dan panitia akan bersama-sama dengan menteri untuk menentukan tanggal pasti pelantikan, mengingat tanggal 25 November 2023 jatuh pada hari sabtu yang merupakan hari libur, ” tutupnya.