Patrolinews.id — SMK Negeri 6 Ambon, salah satu dari 10 besar SMK terbaik di Provinsi Maluku, menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan pendidikan vokasi. Dengan jumlah siswa lebih dari 600, sekolah ini menjadi perhatian, baik dalam kebijakan pendidikan maupun kolaborasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Hilirisasi Regulasi dan Tantangan Pelatihan Vokasi
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pelatihan Vokasi menjadi acuan penting dalam pengembangan SMK. Namun, Kepala SMK Negeri 6 Ambon, Drs. Eduard Luturmas, M.Si, menyoroti kurangnya pengawasan terhadap hilirisasi regulasi ini.
Ia menjelaskan bahwa siswa dari jurusan tertentu, seperti pekerjaan sosial, sering kali menjalani PKL di instansi terkait dan menerima sertifikat kompetensi. Namun, peluang kerja bagi lulusan tersebut kerap tidak tersedia, karena instansi memilih lulusan dari jalur pendidikan lain. “Kolaborasi antara pemerintah daerah, DUDI, dan instansi terkait sangat penting untuk memastikan lulusan SMK mendapat tempat di dunia kerja sesuai keahlian mereka,” ujarnya.
Penerapan Kebijakan Dapodik
SMK Negeri 6 Ambon juga menjalankan penerimaan siswa sesuai kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, berdasarkan aturan Dapodik yang membatasi jumlah siswa maksimal 36 per rombongan belajar. Kebijakan ini memastikan proses pembelajaran tetap optimal meskipun terjadi penurunan animo siswa.
Penurunan Animo Penerimaan Siswa Baru
Pada tahun 2024, penerimaan siswa baru mengalami penurunan dari 225 siswa pada 2023 menjadi 195 siswa. Faktor-faktor yang memengaruhi penurunan ini meliputi:
1. Sistem pendaftaran berbasis aplikasi yang dianggap mempersulit proses.
2. Minat siswa yang bergeser ke sekolah-sekolah dengan kapasitas lebih besar.
3. Keterbatasan ruang kelas di SMK Negeri 6, sementara sekolah lain sudah menambah fasilitas.
Meski demikian, Kepala Sekolah memandang kompetisi ini sebagai hal yang positif. “Ini adalah kompetisi sehat, meski tantangan tetap ada. Namun, sekolah yang menggunakan double shift harus memperhatikan standar delapan jam belajar per hari sesuai aturan nasional,” tambahnya.
Kolaborasi dengan DUDI dan Kendala SDM Guru
SMK Negeri 6 Ambon aktif menjalin kerja sama dengan DUDI untuk mendukung program vokasi. Namun, Kepala Sekolah menyoroti kendala berupa kekurangan tenaga pendidik di beberapa jurusan keahlian. “Kami berharap ada dukungan dari pemerintah untuk menambah tenaga pendidik sehingga kualitas pendidikan vokasi tetap terjaga,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih erat antara DUDI dan SMK, terutama dalam menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri.
Harapan pada Pemerintahan Baru
Dengan terpilihnya Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Maluku terpilih Hendrik Lewerissa, Kepala Sekolah optimis akan ada kebijakan baru yang lebih berpihak pada pendidikan vokasi. “Kami berharap pendidikan vokasi dan SMK menjadi prioritas, baik dalam pengembangan kebijakan, anggaran, maupun penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas,” ungkapnya.