PatroliNews.id, Maluku – Pada Selasa (21/01/2025), Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Peluang, Tantangan, dan Solusi Pengembangan Industri Rumput Laut di Provinsi Maluku”. Acara tersebut berlangsung di Aula Lantai 2 Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga sektor swasta.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Dr. Ir. Erawan Asikin, M.Si, dalam wawancaranya dengan awak media menyampaikan bahwa pengembangan industri rumput laut di Maluku menjadi salah satu fokus utama pemerintah provinsi.
Erawan menjelaskan bahwa, melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk sektor swasta, Kemenko Marves (sekarang Kemenko Pangan), KKP, serta perguruan tinggi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, diharapkan dapat mendukung pengembangan sektor ini.
Salah satu langkah nyata yang tengah dijalankan adalah program CRASH (Collaborative Research and Action for Seaweed Health), yang melibatkan berbagai stakeholder untuk melakukan riset dalam pengembangan benih rumput laut yang tahan terhadap perubahan iklim.
Erawan menekankan bahwa, perubahan iklim merupakan tantangan besar bagi industri perikanan dan kelautan, khususnya dalam budidaya rumput laut. Fenomena global crisis telah menyebabkan penurunan produksi atau bahkan kematian tanaman rumput laut akibat perubahan suhu air laut yang ekstrem.
“Melalui riset benih rumput laut yang tahan terhadap perubahan iklim, kami berharap produksi rumput laut di Maluku dapat tetap stabil meskipun ada perubahan kondisi lingkungan. Ini akan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya petani rumput laut,” ujar Erawan.
Selain itu, Erawan mengungkapkan bahwa, tujuan FGD ini adalah untuk menggali potensi peluang dan solusi yang dapat mengoptimalkan industri rumput laut di Maluku. Diharapkan hasil dari riset dan kolaborasi ini dapat menghasilkan varietas rumput laut yang unggul dan tahan terhadap perubahan iklim, yang pada gilirannya akan meningkatkan produksi serta kesejahteraan petani rumput laut di provinsi ini.
Dalam acara tersebut, Maya Puspita, perwakilan dari perusahaan Selt Alga Indonesia yang berbasis di Jakarta, turut memberikan harapannya.
Maya menyatakan, “Harapan kami, melalui kegiatan ini, kami dapat memberikan rekomendasi terbaik untuk industri rumput laut di Ambon, terutama dari segi hulu. Kami juga sedang menjalankan proyek penelitian kerjasama dengan Balai Budidaya Ambon, di mana hasil riset tersebut akan menghasilkan bibit rumput laut yang dapat diberikan kepada masyarakat jika kualitasnya baik.”
Maya juga menambahkan bahwa, dirinya menjadi project leader untuk program CRASH ini, yang merupakan salah satu bentuk kerjasama dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Dr. Ir. Erawan Asikin.