“Dokumentasi Folklor Lisan di Negeri Rutong: Upaya Pelestarian Budaya Maluku”

banner 468x60

Loading

PatroliNews.id, Ambon – Ketua tim penelitian Politeknik Negeri Ambon, Mouren Wuarlela, pada Senin (13/01/25) di Polnam Ambon, menjelaskan bahwa, Dokumentasi referensi folklor lisan merupakan salah satu upaya penting dalam pelestarian budaya yang dilakukan melalui proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan dalam bentuk tertulis.

Salah satu bentuk dokumentasi folklor lisan adalah buku kumpulan folklor yang berisi berbagai bentuk tradisi lisan seperti bahasa rakyat, ungkapan tradisional, sajak dan puisi rakyat, cerita rakyat, serta nyanyian rakyat.

“Folklor lisan ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga menggambarkan karakteristik dan identitas suatu kelompok masyarakat.” Kata Wuarlela.W

Wuarlela menambahkan bahwa, “Penting untuk memahami bahwa dokumentasi folklor lisan lebih dari sekadar penyimpanan cerita atau lagu-lagu tradisional, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkaya pengetahuan generasi mendatang mengenai warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat.”

Dalam konteks ini, negeri Rutong di Pulau Ambon memiliki kebudayaan yang kaya, namun seringkali diwariskan secara lisan. Sayangnya, “proses pewarisan folklor lisan di Rutong kini semakin terabaikan, terutama di luar momen-momen adat tertentu,” ujar Wuarlela.

Fenomena ini berisiko menyebabkan hilangnya warisan budaya yang telah ada sejak lama, yang pada akhirnya mengancam kelestarian kebudayaan Maluku.

Untuk itu, lanjut Wuarlela, “Salah satu langkah yang diambil adalah melalui penelitian dan pendokumentasian folklor lisan di negeri Rutong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai bentuk folklor lisan yang masih ada di sana, seperti julukan, nama tempat, ungkapan, pertanyaan tradisional, pantun, serta cerita rakyat berupa mite dan legenda.”

Dalam penelitiannya, Wuarlela menyebutkan bahwa, hasil penelitian menunjukkan bahwa folklor lisan di Rutong memiliki banyak fungsi, seperti memperkokoh identitas masyarakat, berfungsi sebagai alat pendidikan, sarana hiburan, dan bahkan bagian penting dalam prosesi adat.

“Pendokumentasian folklor lisan dalam bentuk buku sangat penting sebagai arsip budaya dan bisa menjadi referensi untuk masyarakat Rutong,” tegas Wuarlela.

Selain itu, buku dokumentasi folklor lisan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari pengembangan wisata budaya di Rutong, yang kini mulai berkembang dengan fokus pada ekowisata sagu dan mangrove.

“Dengan adanya dokumentasi ini, kami berharap masyarakat dapat lebih menghargai dan menjaga kelestarian budaya mereka, serta memberikan pengetahuan kepada pengunjung tentang kekayaan budaya yang dimiliki oleh negeri Rutong,” pungkas Wuarlela.

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60