Pentingnya Kebutuhan Ruang Kerja dan Ruang Kuliah di Perguruan Tinggi

banner 468x60

Loading

Opini Margie Civitaria Siahay, M.Ars, dan tim

Dalam bidang ilmu arsitektur, ruang merupakan suatu komponen utama. Ruang merupakan bagian dari kehidupan manusia secara psikologis, emosional, maupun dimensional. Hal ini disebabkan manusia berdiam di dalam ruang, berpikir, dan menjadikan ruang sebagai hasil pernyataan dunianya. Pada umumnya, ruang terjadi karena adanya hubungan antara objek dengan manusia. Dalam buku Struktur Esensi Arsitektur karya Forrest Wilson, digambarkan bahwa hubungan erat manusia dan ruang adalah perasaan tertitorial, yakni perasaan akan kebutuhan, aktivitas, identitas, dan rasa manusia terhadap sebuah ruang.

Ruang tidak terlepas dari perilaku manusia sebagai pengguna dan pembentuk terjadinya ruang. Menurut Immanuel Kant, ruang adalah sesuatu yang subyektif, yang mana merupakan suatu hasil pikiran dan perasaan manusia (Rahman, Anisa, dan Sari, 2018). Hal serupa juga dapat ditemui pada kawasan pendidikan tinggi, salah satunya adalah politeknik.

Sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi di Provinsi Maluku, Politeknik Negeri Ambon menjadi salah satu perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa hingga tenaga kependidikan yang signifikan. Sivitas akademika yang terdiri dari mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, hingga pegawai, melakukan aktivitas secara produktif dan dinamis dari waktu ke waktu, sehingga dibutuhkan ruang-ruang yang mampu menjawab kebutuhan saat ini. Ruang dipandang sebagai sebuah cerminan dari aktivitas manusia; ruang yang memiliki fungsi yang tepat akan dapat meningkatkan kualitas ruang. Penataan ruang di Politeknik Negeri Ambon saat ini belum mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan saat ini, sehingga dipandang perlu untuk melakukan identifikasi kembali kebutuhan ruang.

Untuk mencapai excellent level, sebuah institusi pendidikan membutuhkan ruang yang tepat guna dalam berupaya menjaga kualitas aktivitas. Salah satu persoalan fisik yang ditemui adalah pemanfaatan ruang dalam. Ruang-ruang ini pada hakikatnya merupakan ruang pertemuan sivitas akademika secara menyeluruh di setiap unsur dan menjadi tempat interaksi yang memiliki pengaruh besar pada proses pembelajaran serta proses lainnya. Ruang pada pendidikan tinggi terbagi atas ruang kelas dan ruang kantor. Ruang kelas merupakan cerminan dari institusi pendidikan, sedangkan ruang kantor sebagai cerminan dari institusi yang berdasarkan pelayanan.

Berdasarkan ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan, diuraikan bahwa ruang kelas merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran secara tatap muka. Bentuk dari proses pembelajaran ini antara lain ceramah, diskusi, tutorial, seminar, dan sebagainya. Ruang kelas juga dapat dimaknai sebagai tempat pertemuan antara dosen dan mahasiswa. Sebagai tempat interaksi, maka ruang kelas diharapkan mampu mengesankan rasa nyaman dan aman bagi penggunanya.

Dalam proses perencanaan pendidikan tinggi, penting untuk melakukan perhitungan dan analisis kebutuhan program ruang. Hal ini dikaitkan dengan persiapan aktivitas, bukan hanya di masa kini, namun juga hingga peramalan masa depan agar mendekati kondisi yang sebenarnya. Hal ini yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Identifikasi Kebutuhan Ruang Dalam di Politeknik Negeri Ambon.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan standar arsitektural dan peraturan perundang-undangan dalam melakukan pengukuran standar terhadap hasil pengukuran eksisting. Standar yang digunakan adalah berdasar pada buku Data Arsitek Jilid 2 dan Jilid 3 karya Ernst Neufert, serta peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Tinggi Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Swasta.

Hasil penelitian penulis dan tim ditemukan bahwa terdapat beberapa jurusan yang masih membutuhkan ruang kuliah dalam rangka proses pembelajaran. Politeknik Negeri Ambon, yakni pada jurusan Teknik Mesin, membutuhkan 2 ruang kuliah; pada jurusan Teknik Elektro, masih membutuhkan 3 (tiga) ruang kuliah; jurusan Administrasi Niaga, masih membutuhkan 9 (sembilan) ruang kuliah; dan Akuntansi masih membutuhkan 9 (sembilan) ruang kuliah. Dengan jumlah mahasiswa pada tahun 2024 sebanyak 3.344 jiwa, maka ruang kuliah sangat dibutuhkan.

Selain itu, kesesuaian ruang-ruang kantor sebagai ruang dengan aktivitas pelayanan dan administrasi secara eksisting tidak sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas pelaku ruang pada saat ini. Sehingga, dengan penelitian ini, diketahui bahwa terdapat ruang-ruang dalam di kawasan kampus Politeknik Negeri Ambon yang masih perlu ditambahkan demi tercapainya penataan ruang dalam yang tepat guna dan menjawab kebutuhan saat ini, terkhusus pada perguruan tinggi Politeknik Negeri Ambon agar sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang.

(Penulis adalah Ketua Tim Peneliti, Politeknik Negeri Ambon)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60