PatroliNews id, Maluku– Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX, Dody Wiranto, S.S., M.Hum., mengungkapkan berbagai strategi dan rencana kerja dalam pelestarian kebudayaan serta revitalisasi objek wisata sejarah di Maluku.
Dalam wawancara eksklusif dengan media PatroliNews.id, di ruang kerjanya pada Senin (10/3/25), ia menyoroti peran BPK dalam melestarikan cagar budaya, terutama benteng-benteng peninggalan kolonial yang tersebar di berbagai wilayah.
Dody Wiranto menjelaskan bahwa, BPK merupakan lembaga yang kini berdiri sendiri di bawah Kementerian Kebudayaan sejak 2025, setelah sebelumnya berada di bawah Kemendikbudristek.
“Tugas kami meliputi perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan. Benteng-benteng bersejarah di Maluku bukan hanya peninggalan fisik, tetapi juga memiliki nilai simbolis yang dalam, yang harus dilestarikan dengan pendekatan yang tepat,” ujarnya.
Menurutnya, revitalisasi benteng seperti Benteng Amsterdam, Benteng Belgica, dan Benteng Victoria harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek historis dan teknis. Proses konservasi tidak sekadar membangun ulang, tetapi juga menyesuaikan dengan metode asli agar nilai sejarahnya tetap terjaga.
Selain itu, BPK Wilayah XX juga tengah mengawal studi kelayakan untuk beberapa benteng lain, termasuk Benteng Beverlijk di Nusalaut dan beberapa benteng kecil di Banda. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa, setiap struktur memiliki nilai sejarah yang kuat dan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam pertemuan tersebut, Dody Wiranto mengungkapkan bahwa Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., semula berencana mengunjungi Maluku pada 22 Februari 2025. Namun, rencana tersebut batal karena beliau harus menghadiri kegiatan retret di Magelang.
“Menteri Kebudayaan adalah teman Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, S.H., L.LM., sejak di pusat, ketika Bapak Hendrik Lewerissa masih menjabat sebagai anggota DPR RI. Saya sudah menyampaikan hal ini kepada Ibu Alkatiri, staf Menteri, agar pertemuan nanti dapat melibatkan banyak pihak, termasuk diskusi mengenai kuliah umum kebudayaan di Maluku,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan adanya rencana tukar guling Benteng Victoria dengan pihak tentara, meski agenda tersebut tertunda akibat kegiatan lain. Ia juga menyoroti pentingnya penyediaan ruang informasi kebudayaan di banda sebagai pusat edukasi bagi wisatawan dan masyarakat umum.
BPK Wilayah XX telah mencatat sekitar 135 kebudayaan di Maluku, tetapi masih banyak yang belum terdokumentasi secara resmi.
“Kami akan terus menggali dan mendata kekayaan budaya Maluku agar bisa lebih dikenal luas,” tegasnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan pelestarian budaya di Maluku semakin kuat dan mampu memberikan manfaat ekonomi serta sosial bagi masyarakat setempat.