PatroliNews.id, Maluku – Di tengah kondisi keuangan Provinsi Maluku yang jauh dari ideal, muncul suara-suara optimisme dari masyarakat yang tidak hanya menggugah tetapi juga membakar semangat kebangsaan. Salah satunya datang dari seorang warga yang tidak ingin mengungkapkan identitas lengkapnya, namun menyebutkan inisialnya sebagai S.P.
S.P. memilih untuk tetap berada di balik inisial demi menjaga ketulusan suaranya, tanpa kepentingan pribadi atau politis. Namun, pesan yang ia sampaikan begitu kuat, jujur, dan menggema, sebuah panggilan untuk membangun Maluku dari dasar hingga puncak kejayaan.
“Beta seng butuh dikenal. Yang penting, suara ini sampe. Katong harus dukung Gubernur. Kalo beliau jujur bilang kas daerah cuma tinggal Rp4 miliar waktu beliau dilantik, itu berarti katong samua harus sadar, ini bukang waktu untuk saling menyalahkan, tapi waktu untuk satukan hati dan bangun Maluku sama-sama. Ini par Maluku pung bae,” ujar S.P., saat ditemui di kawasan Mardika, Ambon pada Minggu (6/4/25).
Menurut S.P., keberanian Gubernur Hendrik Lewerissa untuk membuka kondisi fiskal daerah di hadapan publik, termasuk saat membuka Sidang Klasis Kairatu pada Minggu, 30 Maret 2025, bukan hanya tindakan jujur, melainkan bentuk kepemimpinan sejati.
“Orang bilang dia nekad, tapi beta bilang dia jujur. Itu pemimpin! Kita butuh lebih banyak orang seperti ini di pemerintahan,” katanya dengan tegas.
S.P. juga menyoroti, pentingnya peran masyarakat dalam menciptakan suasana kondusif. Ia meminta semua elemen, termasuk pemuda dan tokoh adat, agar meninggalkan ego kelompok dan konflik horizontal.
“Kalo Katong ribut tarus, kapan Maluku mo maju? Beta mo ajak samua: katong hidop damai, katong jaga tanah ini, katong kerja sama bantu pemerintah. Ini bukan soal siapa yang menang atau kalah, ini soal masa depan anak cucu. Ini samua katong bikin par Maluku pung bae,” lanjutnya.
Ia menyatakan bahwa, Maluku memiliki semua potensi untuk menjadi provinsi unggul di kawasan timur Indonesia. Kekayaan laut, Sumber daya alam yang melimpah, budaya, keharmonisan antarumat beragama, semuanya adalah modal besar yang harus dikelola bersama.
“Jang tunggu Jakarta datang tolong. Maluku bisa berdiri kalo katong sadar diri. Dari laut ke gunung, dari desa ke kota, katong samua harus jalan bersama. Beta percaya, Gubernur dan Wakil Gubernur sanggup pimpin katong, tapi mereka juga butuh rakyat yang sadar,” kata S.P., dengan mata yang berkaca-kaca.
S.P. menutup pernyataannya dengan harapan yang menyentuh.
“Beta seng mau beta nama ditulis. Cukup dengan inisial saja. Karena beta bukan siapa-siapa, tapi beta cinta Maluku. Dan itu cukup untuk bikin beta bersuara. Semua ini beta bilang, par Maluku pung bae.”
