PatroliNews.id, Maluku – Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Ketahanan Pangan mengadakan kegiatan percepatan penyusunan Rencana Aksi Daerah dalam rangka memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Lantai Manise Hotel Ambon pada hari Rabu, 4 Juni 2025.
Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Maluku, Djlaluddin Salampessy. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan pedesaan melalui pemanfaatan pangan lokal yang bervariasi.
“Pangan lokal bukan sekadar makanan yang tersedia di sekitar kita, tetapi juga memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang mencukupi kebutuhan masyarakat sejak usia dini,” ungkap Salampessy.
Ia menambahkan bahwa, dengan memanfaatkan potensi lokal, masyarakat bisa lepas dari ketergantungan terhadap bahan pangan impor yang rawan spekulasi harga di pasar.
Rapat penyusunan RAD ini dihadiri oleh berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal. Di antaranya Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perikanan, Dinas Kehutanan, serta lembaga seperti BKKBN, perbankan, perguruan tinggi, dan institusi pendidikan.
“Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat mendorong pengembangan pangan olahan lokal sebagai bagian dari sistem pangan berkelanjutan di Maluku,” lanjut Salampessy.
Penyusunan RAD ini menjadi langkah awal menuju implementasi kebijakan sektoral tahun 2026. Dengan total 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku, rencana ini akan dijalankan melalui sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Pendekatan yang digunakan mengedepankan “koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi” guna memperkuat semua sektor di masing-masing wilayah.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Kasrul Selang, menyoroti pentingnya percepatan pelaksanaan rencana aksi, terutama dalam kaitannya dengan isu stunting dan pemenuhan gizi.
“Kalau angka stunting masih tinggi, kita harus berpikir bagaimana cara menurunkannya secara cepat. Begitu juga dengan pemenuhan gizi ibu hamil dan balita. Penyediaan pangan lokal yang melimpah di Maluku bisa menjadi solusi,” ujar Selang.
Ia menambahkan, penting untuk melakukan pemetaan berbasis gugus pulau. Menurutnya, daerah seperti Maluku Barat Daya dapat mengandalkan jagung sebagai bahan pokok, sementara wilayah Tenggara dan Selatan dapat mengembangkan embal, dan wilayah tengah seperti Seram memiliki potensi sagu.
“Persoalan kita ada pada distribusi dan kesiapan mengelola pangan lokal itu dalam berbagai situasi, termasuk kondisi darurat,” jelasnya.
Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Provinsi Maluku, Lisa Tan, menyampaikan bahwa, inisiatif yang digagas pihaknya bertujuan untuk mendorong peningkatan konsumsi pangan yang sehat dan beragam di kalangan masyarakat.
“Kecintaan terhadap pangan lokal tidak hanya memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menekan risiko penyakit tidak menular,” tegas Lisa.
Ia juga menekankan, pentingnya peran perempuan, khususnya ibu hamil dan menyusui, dalam membangun budaya konsumsi pangan sehat demi menyambut Generasi Emas 2045. Menurutnya, “sistem pangan yang baik akan mencetak generasi yang kuat dan sehat di masa depan.”