Patroli news id, Papua Barat Daya – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Papua Barat Daya pada Sabtu (7/6/2025). Kunjungan ini memiliki dua agenda utama, yakni mengevaluasi pelaksanaan program nasional terkait kedaulatan energi serta merespons langsung isu-isu lingkungan yang belakangan berkembang di wilayah Raja Ampat, khususnya di Pulau Gag.
Dalam keterangannya kepada media, Menteri Bahlil menyampaikan bahwa, tujuan pertamanya adalah untuk meninjau pelaksanaan kebijakan nasional di sektor energi sesuai dengan arahan Presiden. Ia meninjau langsung berbagai instalasi migas, termasuk fasilitas milik Pertamina dan Petrogas, didampingi Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, Bupati Sorong, serta tim dari SKK Migas.
“Alhamdulillah tadi saya dari Kabupaten Sorong meninjau langsung ke Pertamina dan Petrogas. Ada kabar baik: akan ada penambahan suhu produksi di tahun 2026 serta potensi eksplorasi baru yang insya Allah menjanjikan cadangan migas luar biasa. Ini bisa berdampak pada perluasan jaringan energi sampai ke wilayah tangguh,” ujar Menteri Bahlil.
Agenda kedua kunjungan adalah klarifikasi terhadap pemberitaan di media sosial terkait dugaan pencemaran lingkungan oleh aktivitas tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat. Bersama Gubernur Elisa Kambu dan Bupati Raja Ampat Orideko Iriano Burdam, Menteri Bahlil terbang dengan helikopter ke Pulau Gag untuk meninjau langsung kondisi di lapangan dan berdialog dengan masyarakat setempat.
“Kami menghargai pemberitaan yang berkembang, tapi untuk objektivitas kami cek langsung ke lapangan. Dan hasilnya, kami tidak menemukan kondisi seperti yang diberitakan,” jelas Bahlil.
Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, dalam konferensi pers menegaskan bahwa, kondisi laut di Pulau Gag sangat baik.
“Di video yang beredar, air laut tampak coklat, namun saat kami tiba di sana, laut biru jernih. Bahkan area pelabuhan dan sekitar tambang juga menunjukkan kondisi air yang bersih. Reklamasi juga sudah dijalankan sesuai kewajiban,” jelasnya.
Ia pun menyebut bahwa, informasi dalam video tersebut kemungkinan besar tidak berasal dari Pulau Gag.
“Kami menduga video itu bukan dari lokasi tambang di Gag, bahkan mungkin berasal dari tempat lain. Di sana masyarakat justru menangis dan memohon agar tambang tidak ditutup. Karena tambang itu menopang kehidupan mereka,” ujar Elisa Kambu.
Senada dengan itu, Bupati Raja Ampat Orideko Iriano Burdam menyampaikan bahwa, hasil pantauan langsung di lapangan membuktikan kondisi yang jauh berbeda dari yang diberitakan di media sosial. Ia mengapresiasi PT Gag Nikel dan mendorong agar pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL terus diperkuat.
Sebagai penutup, para pemimpin daerah dan pemerintah pusat sepakat untuk terus menjaga keindahan alam Raja Ampat sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Mereka juga mengajak media dan masyarakat untuk bersama-sama mempromosikan citra positif Raja Ampat di mata dunia.